Prabowo

Prabowo Sambut Pergantian Tahun di Aceh Bersama Korban Bencana

Prabowo Sambut Pergantian Tahun di Aceh Bersama Korban Bencana
Prabowo Sambut Pergantian Tahun di Aceh Bersama Korban Bencana

JAKARTA - Menjelang pergantian tahun, Presiden Prabowo Subianto memilih cara berbeda untuk menutup 2025. 

Alih-alih menghadiri agenda seremonial di ibu kota, Kepala Negara dijadwalkan berada di Aceh, wilayah yang tengah berjuang pulih dari banjir bandang dan tanah longsor. Kehadiran Presiden di tengah masyarakat terdampak menjadi simbol empati sekaligus pesan bahwa negara hadir saat warganya menghadapi masa sulit.

Rencana tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari usai pertemuan dengan Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta. Menurut Qodari, Prabowo akan menyambut malam tahun baru bersama rakyat Aceh. Momentum pergantian tahun ini diharapkan memberi semangat bagi masyarakat yang tengah bangkit dari bencana.

Malam Tahun Baru di Tengah Warga

Qodari menyampaikan bahwa Presiden Prabowo berencana berada di Aceh pada malam pergantian tahun. Ia menegaskan keinginan Presiden untuk menghabiskan momen tersebut bersama masyarakat setempat. Namun, hingga kini belum ada rincian lengkap mengenai agenda kegiatan yang akan dilakukan selama berada di wilayah tersebut.

Kemungkinan Presiden menginap di tenda pengungsian juga masih belum dapat dipastikan. Informasi sementara yang diterima Qodari menyebutkan Prabowo akan mengunjungi wilayah Bener Meriah. Rencana detail kunjungan itu masih akan dikonfirmasi lebih lanjut bersama Sekretaris Kabinet.

Fokus Perhatian pada Wilayah Terdampak

Sebelumnya, rencana kunjungan Presiden ke Aceh pada akhir tahun juga disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Tito menyebutkan bahwa Presiden dijadwalkan mengunjungi Aceh Tamiang pada Kamis, awal Januari mendatang. Wilayah tersebut dinilai sebagai daerah yang terdampak paling parah akibat banjir dan longsor.

Aceh Tamiang menjadi perhatian khusus pemerintah pusat karena kerusakan infrastruktur dan aktivitas ekonomi yang belum pulih sepenuhnya. Kunjungan Presiden diharapkan dapat mempercepat koordinasi lintas kementerian dan lembaga dalam proses pemulihan pascabencana.

Dorongan Pemulihan Lebih Cepat

Dalam rapat koordinasi pemulihan pascabencana yang melibatkan pimpinan DPR, kementerian, dan kepala daerah terdampak, Tito menekankan pentingnya kerja bersama. Ia meminta seluruh jajaran pemerintahan bergerak cepat untuk memulihkan kondisi Aceh Tamiang sebelum dan sesudah kunjungan Presiden.

Menurut Tito, kehadiran Presiden menjadi dorongan moral sekaligus sinyal kuat bahwa pemulihan wilayah terdampak merupakan prioritas nasional. Ia mengajak seluruh pihak untuk bergotong royong agar masyarakat dapat segera kembali menjalani aktivitas normal.

Infrastruktur dan Ekonomi Belum Normal

Tito mengungkapkan bahwa sejumlah sarana vital di Aceh Tamiang hingga kini belum berfungsi optimal. Beberapa di antaranya adalah stasiun pengisian bahan bakar umum, pasokan listrik, serta aktivitas toko-toko yang belum sepenuhnya berjalan. Kondisi ini berdampak langsung pada kehidupan ekonomi masyarakat setempat.

Ia menegaskan bahwa sektor ekonomi di wilayah lain mulai menunjukkan tanda pemulihan. Namun, Aceh Tamiang masih memerlukan perhatian ekstra agar layanan dasar dapat kembali normal. Pemerintah pusat terus memantau perkembangan dan menyiapkan langkah lanjutan.

Pembersihan Jadi Prioritas Utama

Selain pemulihan infrastruktur, pembersihan wilayah terdampak menjadi fokus utama pemerintah. Tito menyebut Aceh Tamiang, Aceh Utara, dan Aceh Timur sebagai tiga wilayah yang membutuhkan percepatan pembersihan. Lumpur sisa banjir masih menutupi permukiman dan fasilitas umum di sejumlah titik.

Untuk mendukung proses tersebut, TNI dan Polri telah menambah personel di lapangan. Mobilisasi alat dan tenaga dilakukan secara masif agar pembersihan dapat segera rampung. Pemerintah berharap langkah ini mempercepat pemulihan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Pesan Kehadiran Negara

Rencana Presiden Prabowo menyambut malam tahun baru di Aceh bukan sekadar kunjungan kerja. Kehadiran tersebut membawa pesan bahwa negara hadir bersama rakyat di saat sulit. Pilihan merayakan pergantian tahun di wilayah bencana dinilai sebagai bentuk kepedulian langsung kepada masyarakat.

Dengan agenda tersebut, pemerintah ingin memastikan bahwa pemulihan tidak hanya berjalan di atas kertas. Dukungan moral, perhatian politik, dan percepatan tindakan nyata diharapkan mampu membantu Aceh bangkit lebih cepat dan menatap tahun baru dengan harapan baru.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index