Listrik

Pemulihan Listrik Aceh Terus Dikebut Meski Akses Terbatas

Pemulihan Listrik Aceh Terus Dikebut Meski Akses Terbatas
Pemulihan Listrik Aceh Terus Dikebut Meski Akses Terbatas

JAKARTA - Upaya pemulihan kelistrikan pascabencana di Provinsi Aceh terus menunjukkan perkembangan berarti. 

PT PLN (Persero) mencatat sebagian besar wilayah terdampak kini telah kembali menikmati aliran listrik, meski sejumlah daerah masih menghadapi tantangan berat akibat akses yang terisolasi.

Dari total 23 kabupaten dan kota yang terdampak bencana, sebanyak 15 daerah dilaporkan telah pulih sepenuhnya dari sisi kelistrikan desa. Sementara itu, delapan kabupaten lainnya masih berada dalam tahap pemulihan bertahap.

Kondisi geografis yang sulit dijangkau menjadi faktor utama lambatnya pemulihan di wilayah tersisa. Meski demikian, PLN memastikan seluruh sumber daya terus dikerahkan agar listrik dapat segera kembali menyala.

Skala Kerusakan Dinilai Sangat Besar

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa tingkat kerusakan infrastruktur kelistrikan akibat bencana kali ini tergolong luar biasa. Menurutnya, skala gangguan jauh melampaui peristiwa tsunami Aceh pada 2004.

“Pada tsunami 2004, kerusakan sistem kelistrikan terjadi di delapan titik. Kali ini di Aceh terdapat 442 titik gangguan. Skalanya sangat besar dan pemulihannya sangat bergantung pada akses evakuasi material,” jelas Darmawan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Pemulihan Pascabencana DPR RI di Banda Aceh yang digelar secara daring. Ia menekankan bahwa tantangan utama terletak pada distribusi material kelistrikan.

PLN harus memastikan peralatan dapat tiba di lokasi-lokasi terdampak sebelum perbaikan jaringan dilakukan. Tanpa akses yang memadai, proses pemulihan tidak bisa berjalan optimal.

Wilayah Tengah Aceh Masih Tertinggal

PLN mencatat tiga wilayah di kawasan tengah Aceh masih menunjukkan tingkat pemulihan kelistrikan terendah. Ketiganya adalah Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Luwes.

Di Aceh Tengah, sekitar 70,8 persen desa telah kembali menyala, sementara sisanya masih mengalami pemadaman. Kondisi serupa juga terjadi di Bener Meriah dengan tingkat pemulihan mencapai 83,6 persen desa.

Gayo Luwes menjadi wilayah dengan tantangan tersendiri, di mana sekitar 69,9 persen desa telah berlistrik. Masih terdapat puluhan desa yang belum teraliri listrik akibat keterbatasan akses.

Untuk Aceh Tengah dan Bener Meriah, distribusi material kelistrikan masih mengandalkan jalur udara. Pesawat Hercules digunakan untuk mengangkut peralatan karena akses darat belum sepenuhnya terbuka.

Sementara itu, di Gayo Luwes, jalur darat dari Langsa menuju Kota Cane hingga Blangkejeren mulai dapat dilalui. Kondisi ini memungkinkan pengiriman ratusan tiang listrik melalui jalur darat.

Listrik Pulih Tidak Selalu Sejalan Kondisi Rumah

PLN menegaskan bahwa pemulihan jaringan listrik tidak selalu sejalan dengan kondisi rumah pelanggan. Di sejumlah daerah, jaringan telah menyala, tetapi rumah warga masih belum bisa dialiri listrik.

Di Aceh Utara, hampir seluruh desa telah kembali berlistrik, dengan hanya dua desa yang masih padam. Namun, jumlah rumah pelanggan terdampak tercatat sangat tinggi.

Lebih dari 80 ribu rumah di wilayah tersebut mengalami kerusakan. Sekitar 13 ribu rumah tercatat rusak berat, 20 ribu rusak sedang, dan sisanya rusak ringan.

Kondisi serupa juga terjadi di Aceh Tamiang. Meski hanya tujuh desa yang masih padam, jumlah rumah pelanggan terdampak mencapai lebih dari 38 ribu unit.

Di Kabupaten Bireuen, hampir seluruh desa telah kembali menyala. Namun, lebih dari 31 ribu rumah tercatat terdampak bencana, sehingga penyaluran listrik ke rumah masih dilakukan secara selektif.

Aceh Timur juga menghadapi situasi sejenis. Sekitar 95 persen desa telah berlistrik, tetapi lebih dari 11 ribu rumah pelanggan masih terdampak.

“Banyak rumah pelanggan masih tertimbun lumpur. Meski jaringan sudah menyala, kami belum bisa menyalakan listrik ke rumah karena berisiko keselamatan,” tegas Darmawan.

Fokus Pemulihan Layanan Publik

Selain rumah warga, PLN memprioritaskan pemulihan listrik untuk fasilitas layanan publik. Langkah ini dinilai penting agar aktivitas sosial dan layanan kesehatan dapat segera berjalan normal.

Hingga saat ini, PLN telah membantu pemulihan instalasi listrik di 33 rumah sakit umum daerah dan puskesmas. Fasilitas kesehatan tersebut tersebar di berbagai wilayah terdampak.

Beberapa daerah yang menjadi prioritas antara lain Kota Langsa, Pidie Jaya, Gayo Luwes, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Pemulihan dilakukan secara bertahap sesuai kondisi lapangan.

Selain fasilitas kesehatan, PLN juga melakukan pembersihan dan perbaikan instalasi listrik di masjid-masjid terdampak. Langkah ini bertujuan agar rumah ibadah dapat kembali digunakan masyarakat.

PLN memastikan setiap proses pemulihan dilakukan dengan memperhatikan standar keselamatan. Penyaluran listrik ke rumah warga hanya dilakukan setelah kondisi dinyatakan aman.

Target Penyelesaian Wilayah Terisolasi

PLN menegaskan pemulihan jaringan listrik akan terus dipercepat seiring terbukanya akses logistik. Koordinasi lintas kementerian dan dukungan DPR RI menjadi faktor penting dalam proses ini.

Dengan dukungan tersebut, PLN berharap pengiriman material ke wilayah terisolasi dapat berlangsung lebih cepat. Akses darat yang mulai terbuka menjadi harapan utama percepatan pemulihan.

“Pemulihan jaringan akan terus dipercepat seiring terbukanya akses. Namun, penyaluran listrik ke rumah warga tetap mengutamakan keselamatan,” pungkas Darmawan.

PLN menargetkan pemulihan kelistrikan di seluruh wilayah terdampak Aceh dapat segera dituntaskan. Upaya ini diharapkan mampu mendukung proses pemulihan kehidupan masyarakat pascabencana secara menyeluruh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index