Minyak

Harga Minyak Dunia Bertahan Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik Global

Harga Minyak Dunia Bertahan Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik Global
Harga Minyak Dunia Bertahan Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik Global

JAKARTA - Pergerakan harga minyak dunia pada penghujung tahun menunjukkan sikap hati-hati pelaku pasar. 

Di tengah suasana perdagangan yang cenderung sepi setelah libur Natal, investor memilih menahan langkah sambil mencermati berbagai perkembangan geopolitik yang berpotensi memengaruhi pasokan energi global. Stabilitas harga mencerminkan tarik-menarik sentimen antara risiko gangguan pasokan dan kekhawatiran kelebihan produksi.

Situasi ini terjadi ketika sejumlah isu internasional kembali mengemuka, mulai dari aksi militer Amerika Serikat di Afrika hingga kebijakan ekonomi Washington terhadap negara produsen minyak di Amerika Latin. Pasar pun bergerak terbatas, menunggu kejelasan arah kebijakan dan dampaknya terhadap keseimbangan pasokan dan permintaan minyak dunia.

Harga Minyak Bergerak Terbatas di Akhir Perdagangan

Harga minyak dunia bergerak relatif stabil pada perdagangan Jumat (26/12/2025) dalam sesi yang sepi usai libur Natal. Investor menimbang potensi gangguan pasokan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk aksi militer Amerika Serikat di Nigeria dan kebijakan ekonomi Washington terhadap Venezuela.

Minyak mentah Brent turun tipis 2 sen menjadi US$ 62,22 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 6 sen ke level US$ 58,41 per barel. Pergerakan tipis ini mencerminkan minimnya volume transaksi akibat libur Boxing Day di sejumlah negara Barat.

Pelaku pasar memilih bersikap wait and see karena belum ada sentimen baru yang cukup kuat untuk mendorong harga bergerak signifikan. Likuiditas rendah membuat pasar lebih sensitif terhadap berita geopolitik, meski dampaknya sejauh ini masih terbatas.

Ketegangan Keamanan dan Dampaknya terhadap Pasokan

Amerika Serikat pada Kamis melakukan serangan udara terhadap kelompok militan Negara Islam (ISIS) di wilayah Sokoto, Nigeria barat laut, dengan koordinasi bersama pemerintah Nigeria. Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa operasi tersebut tidak menargetkan infrastruktur minyak.

Analis pasar minyak senior Sparta Commodities, June Goh, mengatakan serangan tersebut tidak berdampak langsung pada pipa atau terminal minyak Nigeria karena fasilitas utama negara itu berada di wilayah selatan. Akibatnya, pelaku pasar menilai risiko gangguan pasokan relatif kecil.

Dengan tidak adanya ancaman langsung terhadap fasilitas energi utama, pasar memilih bersikap tenang. Investor memandang ketegangan tersebut lebih sebagai risiko jangka pendek yang belum cukup kuat untuk memicu lonjakan harga di tengah kondisi perdagangan yang sepi.

Tekanan Ekonomi dan Sentimen Pasokan Global

Di sisi lain, Gedung Putih menginstruksikan militernya untuk memprioritaskan “karantina” terhadap minyak Venezuela selama setidaknya dua bulan ke depan. Langkah ini menunjukkan AS lebih mengandalkan tekanan ekonomi ketimbang pendekatan militer untuk menekan pemerintah Venezuela.

Sejumlah gangguan pasokan global telah membantu harga minyak bangkit dari level terendah hampir lima tahun yang tercatat pada 16 Desember lalu. Namun demikian, harga minyak masih berada di jalur penurunan tahunan terdalam sejak 2020.

Sepanjang 2025, Brent dan WTI masing-masing telah turun sekitar 17% dan 19% akibat meningkatnya produksi global yang memicu kekhawatiran kelebihan pasokan. Produksi yang tinggi dari berbagai negara produsen utama menjadi beban bagi harga, meski ada gangguan di beberapa wilayah.

Analis UBS Giovanni Staunovo menyebutkan harga minyak saat ini masih mendapat dukungan dari gangguan ekspor di Venezuela dan Kazakhstan. Meski demikian, dukungan tersebut belum cukup untuk mengubah tren tahunan yang masih melemah.

Diplomasi Rusia Ukraina Jadi Perhatian Investor

Investor juga mencermati perkembangan proses perdamaian Rusia-Ukraina. Kesepakatan damai berpotensi membuka jalan bagi pencabutan sanksi internasional terhadap sektor minyak Rusia, yang dapat berdampak besar pada pasokan global.

Kremlin menyatakan penasihat kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin telah berkomunikasi dengan pejabat AS terkait proposal perdamaian. Media Rusia melaporkan Putin membuka peluang pertukaran wilayah sebagai bagian dari kesepakatan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan banyak keputusan penting bisa tercapai sebelum Tahun Baru. Pernyataan ini memberi sinyal optimisme terhadap kemungkinan terobosan diplomatik dalam waktu dekat.

Media Axios melaporkan bahwa Zelenskiy dan Trump dijadwalkan bertemu di Mar-a-Lago pada Minggu mendatang, meski informasi tersebut belum dapat diverifikasi secara independen. Pertemuan ini dipandang krusial oleh pasar karena dapat memengaruhi arah kebijakan energi global.

Secara keseluruhan, stabilnya harga minyak mencerminkan keseimbangan rapuh antara risiko geopolitik dan tekanan fundamental dari sisi pasokan. Menjelang pergantian tahun, pelaku pasar diperkirakan tetap berhati-hati sambil menunggu kepastian dari berbagai isu internasional yang dapat mengubah peta energi dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index